ku bersimpuh di atas kain putih
gerak jemariku menghitung tasbih
zikir berirama tahlil memenuhi ruanganku
kalimat tauhid menyelusup sampai ke hatiku
butiran air mataku mengalir bersama doa pintaku
aku letih mengejarmu untuk bersandar pada kehendakmu
untuk sejenak rebah
kulepas kepenatan hidup
kuhempas emosi batasan cinta
kusandar jiwa di atas cita
kutaruh kepala di telapak kata
tak ada bicara yang jadi neraca
kugelar tilam pengabdian
kuhias dengan bunga zikir
kusajikan minuman tauhid
kuhidangkan amal ibadah
rinduku menunggu
di meja asa dan derita
cahaya lentera harapanku
menerangi kain kerinduanku
aku membutuhkanmu
jangan pergi dari sisiku
aku tak bisa hidup tanpa dirimu
hamparkan permadani cintamu
agar aku dapat meniti kasihmu
walau tertatih menuju mahligaimu
aku tetap ingin bersanding denganmu
tuhan
kabulkan harapanku
Diambil dari majalah Kasyaf, yang ditulis oleh CM. Hizboel Wathony, pengasuh pesantren Akmaliah Jakarta Timur.
gerak jemariku menghitung tasbih
zikir berirama tahlil memenuhi ruanganku
kalimat tauhid menyelusup sampai ke hatiku
butiran air mataku mengalir bersama doa pintaku
aku letih mengejarmu untuk bersandar pada kehendakmu
untuk sejenak rebah
kulepas kepenatan hidup
kuhempas emosi batasan cinta
kusandar jiwa di atas cita
kutaruh kepala di telapak kata
tak ada bicara yang jadi neraca
kugelar tilam pengabdian
kuhias dengan bunga zikir
kusajikan minuman tauhid
kuhidangkan amal ibadah
rinduku menunggu
di meja asa dan derita
cahaya lentera harapanku
menerangi kain kerinduanku
aku membutuhkanmu
jangan pergi dari sisiku
aku tak bisa hidup tanpa dirimu
hamparkan permadani cintamu
agar aku dapat meniti kasihmu
walau tertatih menuju mahligaimu
aku tetap ingin bersanding denganmu
tuhan
kabulkan harapanku
Diambil dari majalah Kasyaf, yang ditulis oleh CM. Hizboel Wathony, pengasuh pesantren Akmaliah Jakarta Timur.
No comments:
Post a Comment